Kursor

Minggu, 16 Maret 2014

Daun-daun Berguguran


Daun yang gugur tak pernah membenci angin. Pernahkah Anda melihat pohon yang sama sekali tidak memiliki daun atau daun pada pohon tersebut rontok. Yang kita bahas kali ini bukan pohon yang sama sekali tidak memiliki daun, karena daunnya habis di makan ulat. Artinya, gugur karena faktor alamiah. Pohon yang kita berbicara disini juga merupakan sekumpulan pohon yang ada di dalam hutan, bukan beberapa batang pohon yang tumbuh di rumah Anda para pembaca sekalian. Kalau di Papua, mungkin agak jarang kita menemukan di suatu kawasan hutan yang arealnya luas daunnya gugur semua. Karena kawasan hutan di Papua kebanyakan merupakan kawasan hutan hujan tropis. Kawasan hutan hujan tropis mengalami rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2000 mm. Meskipun dalam bulan-bulan kering, hutan tetap menerima curah hujan 60 mm per bulan. Jadi, pohon-pohon di hutan hujan tropis tidak perlu menggugurkan daunnya pada waktu-waktu tertentu dan menghijau sepanjang tahun(evergreen). Nah, lain lagi kalau di daerah yang mengalami empat musim. Anda pasti pernah mendengar ataupun pernah melihat di televisi, daun-daun berguguran di taman dan sangat indah, tapi tidak indah bagi petugas pembersih taman. Pohon-pohon yang gugur daunnya dalam suatu area yang luas kita sebut dengan hutan gugur daun. Penyebaran hutan gugur berada diantara 300-450 lintang utara dan selatan ekuator. Hutan gugur daun terdapat di sebagian Amerika Serikat, sebagian besar wilayah Eropa, China, Jepang, bagian timur Australia, dan Selandia Baru. Yang secara umum curah hujannya antara 700 mm-1700 mm per tahun. Nah, pertanyaannya kemudian adalah mengapa pohon-pohon ini menggurkan daunnya ? Ini merupakan sebuah bentuk adaptasi terhadap perubahan musim. Pohon di hutan gugur daun beradaptasi secara berbeda-beda pada setiap musimnya. Pada musim semi pohon mulai berbungga dan berbuah, sedangkan pada musim panas mulai tumbuh biji. Selama musim gugur, pohon-pohon menggugurkan daunnya. Pada musim dingin pohon-pohon di kawasan yang mengalami empat musim menggugurkan daunnya. Anda bisa lihat di televisi atau film-film bertema natal , pohon-pohon di taman negara-negara yang sedang dilanda musim dingin daunnya jatuh berguguran. Di musim dingin akar hanya dapat menyerap sedikit air. Untuk mengurangi transpirasi (penguapan) dan menjaga kelembapan, maka pohon-pohon meranggas selama musim dingin. Bukan hanya di hutan gugur daun saja, pohon-pohon menggugurkan daunnya, tapi pohon-pohon di hutan musim tropis melakukan hal yang sama. Hutan ini juga terdapat di Indonesia. Indonesia memiliki dua musim, yakni musim panas dan musim kemarau. Pada musim kemarau, pohon-pohon yang berada di hutan musim tropis menggugurkan daunnya. Curah hujan pada musim kering kurang dari 60 mm per bulan atau sama sekali tidak turun hujan. Untuk mengurangi penguapan, pohon-pohon menggugurkan daunnya. Mengapa ditengah curah hujan yang minim, pohon-pohon ini tidak mati ? Tuhan itu baik, pohon-pohon di hutan musim tropis dianugerahkan akar yang panjang, sehingga pada musim kemarau mampu memperoleh air di bawah tanah. pada hutan gugur daun, pohonnya berukuran kecil dan cenderung tumbuh jarak-jarak dan matahari mampu menembus sampai ke bawah. Pohon yang tumbuh di hutan gugur, misalnya jati atau cendana. Kalau di hutan hujan tropis, pohonnya besar dan berkayu keras. Karena curah hujan yang tinggi membuat daun dan ranting pohon mengalami pelapukan yang cukup cepat, sehingga kondisi di bawah pohon lembap dan subur. Maka, akar pohon tidak perlu menancap sampai dalam untuk memperoleh nutrisi yang dibutuhkan guna pertumbuhannya. Lihat saja, sangat memacu adrenaline kalau kita masuk dalam hutan hujan tropis seperti di Papua, karena pohonnya besar serta sulit ditembusi matahari, sehingga suasana didalamnya gelap walaupun di siang hari dan kondisi tanahnya pun lembap. Apalagi binatang-binatang beracun seperti ular senang tinggal di daerah lembap, membuat kita sedikit takut kalau memasuki kawasan hutan hujan tropis.

0 komentar:

Posting Komentar