Kursor

Selasa, 25 Februari 2014

Peluang Kesempatan Kita


Menunggu kesempatan datang, memilih mencari peluang, atau menciptakan peluang.? Kita akan memilih yang mana.? Banyak hal yang bisa dilakukan di dunia ini. Mulai dari hal yang paling remeh sampai yang paling berat sekalipun. Namun untuk melakukannya tentu dibutuhkan kekuatan dan tekad yang kuat. Kekuatan tersebut bukan hanya kekuatan fisik akan tetapi kekuatan pikiran dan mental pun harus diperhitungkan. Kesempatan yang seringkali dilewatkan begitu saja oleh mayoritas manusia ternyata telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian kecil orang yang memperhitungkan kualitas mental, fisik dan pikiran tadi. Bagi mereka yang aktif mencermati adanya peluang (kesempatan) maka baginya adalah suatu perkembangan. Berbeda dengan mereka yang menganggap peluang tersebut sebagai suatu yang biasa datang dan pergi tentu mereka tidak akan pernah merasakan perkembangan. Kadang kala kita disibukkan oleh satu jenis kegiatan dan tanpa kita sadari bahwa peluang besar telah terbuka lebar di depan sana. Seringkali orang merasa bahwa kita sedikit pekerjaan, padahal kita belum memikirkan apa saja yang sedang terjadi diluar aktifitas yang sedang kita jalani.
Menunggu peluang dalam bahasa lainnya yaitu kita menunggu kesempatan karena kita merasa bahwa peluang itu pasang surut, kadang ada dan kadang pula tidak ada sehingga kita pun menunggunya sampai kesempatan itu datang. Tentu ini persepsi yang merugikan diri kita, ruginya terletak pada hilangnya ribuan kesempatan untuk kita lakukan.



Sebenarnya, kesempatan itu selalu ada tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menyikapi peluang tersebut. Jika kita selalu menunggu peluang untuk berganti aktifitas maka selamanya kita akan bergantung pada ketersediaan peluang. Tanpa sadar bahwa orang lain pun sedang mengejar peluang yang sama dengan kita. Bisa jadi ketika kita terlena dengan aktifitas menunggu tersebut, ternyata kesempatan telah diisi oleh orang lain, akhirnya kita pun tidak berubah selama kegiatan menunggu tersebut. Mencari peluang, hal yang perlu diingat ialah suatu peluang tidak akan pernah diberikan kepada mereka yang tidak dikenal atau kepada mereka yang tidak memiliki potensi (nilai lebih). Nilai lebih adalah harga jual diri kita, semakin berkualitas diri kita maka harga jual pun akan semakin tinggi. Harga jual tersebutlah yang nantinya akan menentukan peluang seperti apakah yang akan diberikan kepada kita. Seperti yang pernah saya katakan bahwa peluang itu ada dimana-mana dan sampai kapanpun. Persepsi masyarakat luas yaitu menuntut ilmu untuk mencari kerja, ketika kerjaan tidak didapat maka ia terus-terusan mencari sampai ia dapat tempat kerja yang layak tanpa peduli jabatan dan tujuannya bekerja, yang penting kerja dapat uang itu sudah cukup. Tentu hal yang demikian adalah persepsi yang membahayakan kreatifitas seseorang. Ketika kita telah memiliki suatu potensi tersendiri dan itu tidak banyak orang yang memilikinya maka sebenarnya peluang telah menunggu kita untuk segera bergabung dengannya. Jadi intinya, “orang yang tidak memiliki nilai lebih maka ia akan selalu menunggu peluang itu ada, meskipun tidak menentu waktunya, dan inilah yang membuat orang tidak bisa berkembang karena ia selalu bergantung pada suatu peluang. Berbeda dengan yang menciptakan peluang, orang tersebut akan selalu berkreasi, mau belajar untuk mengembangkan potensinya sehingga ketika ia telah memiliki nilai lebih maka berbagai macam peluangpun akan memerlukannya bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan menciptakan banyak peluang bagi orang lain”. Misalkan saja masalah sampah yang bagi kita tak berguna bisa diambil peluangnya oleh pemulung dan pengepul jadi uang.

0 komentar:

Posting Komentar